Tuesday 28 October 2025 - 14:43
Peringatan Tegas Syahid Murtadha Muthahhari dalam Analisis Kritis terhadap Revolusi

Hawzah/ Dalam setiap gerakan revolusioner, para mukmin yang tuluslah yang memikul beban dan kesulitan perjuangan. Namun, ketika tanda-tanda kemenangan mulai tampak, orang-orang oportunis perlahan menyusup ke dalam barisan, hingga secara bertahap menyingkirkan kekuatan-kekuatan asli dan ikhlas dari medan perjuangan. Fenomena ini sering kali membuat sebagian orang berkata bahwa “revolusi memakan anaknya sendiri”, padahal penyebab sejatinya bukanlah sifat revolusi itu sendiri, melainkan kelalaian dalam menghalau infiltrasi para oportunis.

Dilansir dari Berita Hawzah, Syahid Murtadha Muthahhari, dalam sebuah peringatan tegas yang beliau sampaikan pada musim panas tahun 1357 H.S. / 1978 M (enam bulan sebelum kemenangan Revolusi Islam), melakukan sebuah analisis kritis terhadap potensi bahaya yang mengancam revolusi. Berikut ini adalah isi peringatan berharga beliau yang disampaikan kepada para cendekiawan dan pemerhati:

“Revolusi bukanlah ‘pemakan anak-anaknya’; yang membawa bencana adalah kelalaian terhadap infiltrasi dan penyusupan kaum oportunis.”

Penyusupan dan pengaruh orang-orang oportunis ke dalam tubuh sebuah gerakan adalah salah satu bahaya besar bagi setiap revolusi.

Tugas utama para pemimpin sejati adalah menutup jalan terhadap infiltrasi semacam itu.

Selama sebuah gerakan masih berada dalam tahap-tahap awal yang sulit, beban berat perjuangan selalu dipikul oleh orang-orang beriman yang tulus dan berkorban.

Namun, begitu perjuangan itu mulai menunjukkan hasil, atau setidaknya tanda-tanda keberhasilannya tampak dan “pohon revolusi mulai bersemi”, maka muncullah orang-orang oportunis ini.

Semakin hari kesulitan berkurang, dan saat panen hasil perjuangan semakin dekat, para oportunis tampil lebih kuat dan lebih antusias di bawah panji revolusi, sampai akhirnya, sedikit demi sedikit, mereka menyingkirkan para pejuang sejati dan mukmin yang berkorban sejak awal.

Fenomena ini begitu umum terjadi hingga muncul ungkapan: ‘Revolusi pemakan anak-anaknya'

Seolah-olah sifat alami setiap revolusi adalah menghancurkan para pelopornya setelah mencapai kemenangan.

Padahal, hakikatnya bukan demikian, revolusi bukanlah pemakan anak-anaknya; yang menimbulkan bencana adalah kelalaian terhadap infiltrasi dan penyusupan kaum oportunis.

Sumber: “Kajian Ringkas atas Gerakan-gerakan Islam dalam Seratus Tahun Terakhir”, hlm. 96–97.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha